bismillah
Barisan kata yang sulit ku
tulis. Tahun ini berat.
22 tahunku sudah lewat. Setahun lalu
aku ingin serius menghadapi hidup. Dan kali ini sepertinya harus dirinci lagi. Namun
buatku waktu adalah waktu. Dan momen tahunan ini bukanlah suatu keistimewaan
untuk dirayakan dan digembirakan. Jadi aku memang tak berharap akan datangnya
ucapan selamat dan sebagainya. Selain karena aku juga tak terlalu peduli dengan
momen milik kawan yang lain.
Aku ingin menjadikan momen ini
sebatas titik tolak dan evaluasi perjalanan penghambaanku. Sudahkah ia berjalan
sesuai kerangka dan target yang ku susun? Haha. Padahal aku tak pernah puas
dengan jerih payahku. Rasa-rasanya waktu dan episode kehidupan yang kujalani
mudah sekali menguap dari memoriku.
Ala kulli hal, tahun ini aku
ingin lebih dekat dengan Allah Swt. ya. Aku sadar, ada satu kesalahan besar
dalam pendekatanku kepadaNya. Dan itu berimbas pada segala hal. Tak hanya
ibadah. Tapi juga muamalah, wawasan juga sikap dan jawabanku terhadap hal-hal
yang ku hadapi. Kesalahan apa itu?
Maaf lah. Aku tak ingin berbagi
kecuali dengan Rabb-ku. :P
Pada sebuah garis batas aku
berhenti dan menyadari. Dosa bukan untuk dipamerkan. Sekalipun dengan begitu
menunjukkan betapa hebatnya aku bangkit dari keterpurukan. Semoga ini benar.
Target yang belum terpenuhi? O,
banyak. Kau tahu, terkadang aku bingung dengan diriku ini. Melihat kegagalan
seseorang, aku inferior. Bagaimana bila usahaku gagal dan aku lebih terpuruk? Menyaksikan
keberhasilan seseorang, bagaimana bila aku berusaha lebih namun tak berhasil
seperti dia? Astaghfirullah...
Selama ini aku merasa hidupku
berjalan mulus. Tidak-atau belum menemui ketegangan yang cukup menggoncang. Membandingkan
dengan yang dialami kawan-kawan. Well, hidupku tidak se-fluktuatif mereka. Ah,
ini dia, mengapa harus membandingkan dengan orang lain? Betul!
Entah kenapa, akhir-akhir ini
fisikku cepat lelah. Pasca liburan yang lumayan menguras tenaga kah? Tak tahu. Apa
selaras dengan “ujian” beberapa bulan terakhir? Capek pikiran, iya. Sepertinya akhir
tingkat tiga, ujian (atau godaan?) hampir sama dengan awal lulus dari
pesantren. Cukup mengganggu konsentrasi memang. Tapi ah... yang penting belum
ada yang benar-benar nyangkut di hati. Saya tidak mau setia pada seseorang
yang tidak pasti. Eits!
Kalau mau jujur juga, ada janji
yang masih saya nantikan hari ini. Tapi hm, sepertinya si empunya janji sudah
pergi. Apa yang ia janjikan? Saya juga tidak tahu. Biarlah. Karena saya juga punya
hutang tulisan sama dia, tapi belum saya selesaikan. Buatku, yang wajib adalah
menepati janjiku. Meski terkadang memenuhi hal itu cukup kepayahan, jika sudah
begitu aku akan jujur,”maaf, saya tidak bisa tepati janji saya”. Dari pada
melenggang tanpa ucapan maaf, itu kan pecundang. Betul?
Satu hal lagi yang amat saya
gembirakan akhir-akhir ini. Keluargaku merindukanku.
Aku tahu mereka rindu. Seperti rindunya
saya. Tapi mendengar kata “I miss U” dari kakak adikku, semakin aku sadar, “Aku
cinta kalian karena Alloh”. Semoga cinta ini cinta yang abadi, hingga ke surga
nanti. Amin.
Wal akhir, terima kasih untuk
semua orang di sekitarku. Mereka mampu bertahan di sekeliling, dengan
egoisme-ku yang menyebalkan. semoga saya terus dapat perbaiki diri. Semoga,
semakin hari Alloh ta’ala semakin menyayangi aku, kamu, mereka dan... dia. ^_^
Amin.
Cairo,
pagi
Summer yang menyejukkan,06:52
26 Juni 2014