bismillah
Hari ini amazing kumpul, menjelang
imtihan, sekaligus setelah banyak kesibukan dan kepulangan pak ketua. Jika dibilang
capek, rasanya cukup sulit untuk berkata tidak.
Mulai dari pagi hingga menjelang
dhuhur, amazing banat sudah gotong-royong masak
lauk.beuh.. capek lah intinya. Tapi yah.. alhamdulillah semua bisa
terobati dengan acara-acara fun yang dikemas dalam bentuk games oleh para tim
kreatif.
Alhamdulillah bus 926 langsung muncul
–yah, ndak lebih dari 15 menit lah kita nunggu-, cabut deh ke Tahrir. Kita turun
di Opera. Lalu jalan dikit deh ke pintu hadiqoh jaziroh. Cukup 3 Le untuk
masuknya. Yah, harga standar sih, cuman kalau di banding tahun lalu, naik 1 Le
lah.
Awalnya kawan2 banin khususnya yg
belum pernah pergi ke hadiqoh ini pada bengong. Jelas sekali di wajah mereka
tertulis,”Ini hadiqoh ni?”
Sampai saat ada yang bertanya, “ini
hadiqoh? Gak ada tumbuhannya?”
Saya langsung jawab,”iya, memang
begini seperti yang saya bilang. Sederhana.”
Nggak heran juga sih. Karena suasananya
lumayan berbeda dengan setahun yang lalu di mana tidak ada restoran kecuali
dalam kapal di tepi hadiqoh. Namun hari ini sudah banyak seperangkat meja kursi
yang tertata hampir di setiap jengkal hadiqoh. Jadinya tak lagi nyaman untuk
kumpul2 lah.
Tapi akhirnya pilihan tempat
kumpul jadinya di bawah jembatan gitu lah. Miris sih, sedikit. But... musti di
syukuri tah?
Saya sempat bertegur sapa dengan
satu keluarga berkebangsaan Suriah. Subhanalloh... mereka mengungsi ke Mesir,
sudah sekitar 5 bulan. Bahkan anaknya bersekolah di ma’had fatayat dekat asrama
saya. Ia cukup kaget ketika saya katakan bahwa seorang saudara saya masih
bertahan di Damaskus, ibu kota Suriah. Dan ketika saya bertanya tentang gosip
bahwa “Pak Kumis” –maksudnya Bassar Assad itu lho- sudah mati, ia segera
menengadahkan dua tangannya ke langit seraya berdoa agar ia benar-benar
dibinasakan.
Hanya pertemuan singkat itu.
Selanjutnya, makan-makan –yummy-...
Lalu seorang kawan “mentraktir”
kami untuk naik kapal melintasi sungai nil selama kurang lebih 30 menit. Hampir
sekitar 20an orang lah kapal tu muatnya. Nah di sini lah saya mulai heran
dengan diri saya sendiri.
Yang dari semalam meriang –biasa..
awal flu bgitulah-...hingga sore pun masih meriang sikit-sikit lah... e..
berfoto-foto ria di atas perahu kok ya semua rasa pegal tu hilang. Virus narsis
ebih kuat sepertinya ya... hihi
Yah.. wah akhir capek-capek deh
seharian ni. Kami harus menyebrangi jembatan hingga mencapai stasiun metro
Sadat. Transit di Attaba, lalu menuju Abdou Basha.. Lalu jalan lagi –huwa...
asli capek bangeeeeeet- sampai asrama...
e.. Ammu mahmud yang jaga... Ammu
yang hapal silsilah keluarga dari pihak laki-laki hingga 14 keturunan ini, wajahnya bijaksana gitu deh.. sesuai dengan
sifat ramahnya... jadinya kami tidak perlu menullis nama di buku “hitam” atas
keterlambatan kami.
Maturnuwun Ammu Mahmud Mamduh
Mahmud...
Aih.. udah bingung mau nulias apa
lagi.... semoga refreshing kali ini berbarokah dan menambah semangat buat
menghadapi imtihan termin 2. Najjihna ya Rabb...
Allohumma Aamiin.