bismillah
Mengawali musim semi “spring” tahun
ini, aku dan kawan-kawan satu marhalah mengadakan acara pembubaran panitia MFD
(Marhalah Family Day) -yang diadakan khusus keluarga besar masisir Madinah Al
Buust Al Islamiyah (The Islamic Mission City)- di komplek wisata Pyramid, Giza.
Keluar dari asrama, sembari membawa
bekal, bersama-sama kami berjalan menuju stasiun bawah tanah yang terhitung
masih “baru”. Yup, Aboul Basha, Abbasea.
Lumayan sepi, selain karena baru,
mungkin juga karena kami datang lebih pagi. Nampak sekali perbedaan yang
mencolok antara “bawah tanah” yang bersih, tertata dan “kinclong” dengan
suasana perkotaan di atasnya. Saya membayangkan bahwa lalu lintas bawah tanah
itu seperti kota modern, begitu masuk, suasananya benar-benar seperti di luar negri
deh, hihi…
Kapan ya, Jakarta bisa seperti ini…
Salut deh, buat Mesir yang lebih bisa mengoptimalkan penggunaan bawah tanah.
Oya, untuk yang pertama kali naik
kereta bawah tanah, atau Metro, jangan kaget ya, jika tiket yang di masukkan di
slop mesin entry tiba-tiba tertarik dan muncul di seberang. Hoho…
Setelah transit di Ataba, lalu
melanjutkan perjalanan bawah tanah menuju Giza, melewati sekitar 8 setasiun.
Wuusss….
sawah bo... |
Sampai di stasiun Univ Cairo,
selanjutnya keluar dan naik Tramco menuju komplek Pyramid…
Di sebuah pertigaan, kami turun dan
berjalan beberapa ratus meter untuk membeli tiket masuk. Sepanjang perjalanan,
tertata bunga-bunga yang bermekaran, melepas kepergian dingin di ujung winter,
dan menyambut datangnya sejuk musim semi. Spring!
anak kecil, udah jadi kusir |
Entah jenis bunga apa yang tertata
apik di taman kecil tengah-tengah pertigaan jalan. Juga kami melewati tengah
jalan dengan rerumputan dan macam-macam bunga di atas pembatas jalan. Beberapa
petak sawah di seberang jalan, membuat kami berdecak kagum, sekaligus mengobati
kangen tanah air. Secara, kita kan di gurun…
Sampai di loket pembelian karcis,
kami keluarkan senjata pamungkas, eng ing eng… “Kerneh” atau kartu mahasiswa Al
Azhar As Syarif. Hehe, buat apalagi kalau bukan buat… (tahu kan?) (^_*)V
Sempat bersitegang dengan petugas
gara-gara banner marhalah yang kami bawa, akhirnya salah seorang kawan nekat
membawa masuk komplek tanpa sepengetahuan petugas. Tapi naas, saat sebagian
kami telah masuk, petugas yang tadi memeriksa banner cukup tanggap dan melarang
kami –yang masih di luar- untuk masuk, sampai banner dibawa keluar. Akhirnya
seorang kawan keluar diseret petugas sambil bawa banner. Duh-duh, kasihan deh
pokoknya. Seperti anak kecil yang dijewer sama bapaknya gara-gara nakal… hihi.
Atau seperti maling yang kepergok petugas ronda. wkwk
Alhamdulillah, setelah beberapa
bulan menginjakkan kaki di bumi kinanah, akhirnya aku bisa melihat, meraba, dan
berfoto secara langsung dengan pyramid, yang merupakan ikon Negara Mesir!
Selanjutnya, kami sholat Dhuhur
berjamaah, acara pembubaran panitia, lalu makan siang, yummy…menu sambel
anak Minang, terasa mantap!
ini ngambil fotonya diam2 lho.. ketahuan, bayar 5 LE |
Lalu, intinya keliling komplek
pyramid sampai sore!
Aku tidak akan menjelaskan detil
sejarah Pyramid, karena terus terang, pasti akan bertele-tele dan kurang
menarik. Tapi aku mencoba mendeskripsikan sesuai yang kulihat.
ini jalan masuk dalam pyramid lho |
Awalnya, ku pikir komplek pyramid
itu panas. Soalnya daerah gurun. Ho, ternyata aku harus memegang erat jaket
yang kupakai, karena angin yang berhembus cukup dingin dan kencang. Mungkin
karena letaknya yang lebih tinggi di banding sekitar, juga masih ada sisa-sisa
“winter”.
Yup, ada 3 pyramid inti yang
letaknya berdekatan. Sejajar memang, dan dipisahkan sekitar seratus meter antar
bangunannya. Yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Great Pyramid, itu
yang paling besar. Lalu di barat daya nya, ada pyramid yang sedikit lebih
kecil, dan di puncaknya terlihat putih, karena bebatuan penyusunnya dibuat
rata, disesuaikan dengan bentuknya yang limas segiempat. Sedang Great Pyramid
dan pyramid lain di barat daya, permukaan bangunan tetap terlihat bebatuan
persegi panjang, meski secara umum berbentuk limas segi empat.
Awalnya, kukira permukaan pyramid
itu seperti anak tangga kecil. Sehingga bisa dinaiki hingga puncaknya. Ternyata
benar! Permukaannya seperti anak tangga. Tapi satu anak tangga tingginya hampir
setinggi kepalaku. Ye.. tak bisa manjat…
Di bagian utara Great Pyramid, ada pintu
masuknya. Terdapat anak tangga yang menuju ke dalamnya. Tapi sayang, turis
tidak diperkenankan untuk masuk. Oya, kami –sambil jeprat-jepret ria, berjalan
menuju daerah “gurun”. We…. Beberapa bulan di sini tidak pernah melihat gurun
yang sesungguhnya.
Nah, daerah gurun itu berada di
selatan Great pyramid. Dari sini, bisa mengambil foto dua atau tiga pyramid
sekaligus. Juga melewati banyak bangunan yang tertutup pasir gurun. Sebenarnya
bangunan-bangunan itu seperti rumah-rumah balok zaman dahulu –kayak di film
arab gitu lah- hanya karena tertimbun pasir gurun, setiap pintu masuk, lorong
dan gang-gangnya Nampak seperti lubang bawah tanah.
Aku dan seorang kawan, iseng-iseng
keluar rombongan dan menelusuri bangunan itu. Ingin rasanya memasuki
lobang-lobang itu. Tapi semakin ke dalam semakin gelap, lalu sedikit kami
masuk, dan… sampah! Huek!!! Kiraiin… tapi yakin, sebetulnya itu semacam kota
yang tertimbun gitu deh…
Begitu keluar, aku mendekati benda
putih yang cukup besar. Akhirnya, melihat bentuknya yang begitu, kami saling
berpandangan dan…”Tengkorak ontaaa…!!!!” Lari deh, balik ke rombongan.
Menikmati suasana gurun sembari
melihat rombongan turis yang memakai kafayeh. setelah puas, kembali deh ke
Great Pyramid, namun kali ini ke sebelah tenggara nya. Yap, apalagi kalau
bukan…. Spink!
Tapi sebelum itu, sekali lagi, di
bagian tempat lain, aku dan kawan yang tadi, kembali iseng melihat-lihat
sekaligus menelusuri kawasan bangunan-bangunan kotak yang –kali ini- lebih
banyak. Tidak hanya lorong-lorong dan gang-gang yang berbentuk menyerupai
labirin. Tetapi di beberapa bagian kami menemukan lobang-lobang. Sebagian
dangkal dan banyak yang cukup dalam sehingga ditutup oleh besi yang
melintang-lintang. Kami membayangkan bahwa di dalam bangunan-bangunan dan
lorong yang tertimbun itu, terdapat rahasia peradaban mesir kuno. Yang belum
terjamah tangan-tangan manusia modern. Uhuy! Pokoke berpetualangan dengan fantasi
kita deh.
Lalu di komplek Spink!
Awalnya agak kesal gitu deh.
Soalnya, pas masuk, membayangkan bentuk singa berwajah manusia dengan pose
aduhai.. ternyata malah masuk ke ruang dengan tiang-tiang besar, agak mirip
labirin. Tapi juga seperti panggung coloseum tempat pertarungan gladiator.
Belum lagi beberapa ruangan
ditutup, sehingga tidak di setiap ruang bisa dimasuki. Juga terdapat lantai
yang dibuat tinggi rendah berbentuk kotak persegi. Entah untuk apa.
Selanjutnya, kami menaiki lantai ke atas tanpa anak tangga. Namun terdapat
kayu-kayu yang tertata sehingga mempermudah untuk berjalan.
Kembali bertemu dengan cahaya
mentari yang sempurna dan…. SPINK!
Meski hidungnya seperti “sule”
karena rusak sebagian, dua kaki di depan, ekor yang melingkar di belakangnya…
semua dari batu!
Yup…
Itu cerita singkat perjalanan kami
ke pyramid. Lebih seru jika anda pergi sendiri ke sana. Maasyi??