Saturday 1 October 2011

AKU TAK INGIN DITANGKAP POLISI

bismillah

Solo, Ahad 25 September 2011


Beberapa jam setelah Bom ‘low explosive’ meledak di Gereja Kepunton, Jebres.

Saya mendapat berita bahwa terjadi pengeboman di Gereja Kepunton. Meski sudah lewat beberapa jam. Niatan untuk melihat TKP itu timbul begitu saja.
Sementara, di masjid –yang merangkap pesantren-, hanya ada 2 santri yang sudah pulang sekolah. Ya, mereka dalam pengawasan saya. Mau tak mau harus saya ajak juga ke ‘TKP’.
Alhamdulillah mereka pun cukup antusias. Berboncengan 3 orang, kami mengendarai motor menuju TKP. Saya Aang yang masih duduk di bangku SMA dan Vendy, siswa kelas 6 SD yang postur tubuhnya lumayan kecil.
Begitu sampai di TKP, saya parkirkan motor. Tiba-tiba Vendy menarik lengan saya.
“Ustadz tuh aku takut…”
“Lha kenapa?” jawab saya. Dengan bahasa Jawa, sebetulnya.
“Nanti ditangkap Polisi gimana?”
Ckck…”Enggaklah. Nggak salah apa-apa, Cuma lihat TKP thok!”
Muka Vendy tambah kecut, dua bolamatanya mulai nampak basah.
“Ustadz tu pake Jaket kayak gini og.” Ia menunjuk jaket coklat saya yang bertuliskan ‘JIHAD’ dan gambar mujahidin tengah menembak.
“Aku nggak mau ditangkap polisi!! Aku masih pengen ketemu Ibu.. !!!”
Iseng, saya pegang kakinya.
Wah, bergetar hebat gitu…
“ya sudah, kamu di sini saja. Nunggu sampai kita pulang.”
Saya dan Aang pun melenggang. Duh, anak kecil…..

Story by: my little bro….

No comments:

Post a Comment