Tuesday 16 April 2013

APA AJA, asal BeTe hilang :p

bismillah

“Setiap masalah, ada foldernya masing-masing.”
Itu nasehat singkat seorang kawan dekat aku, kira-kira setahun yag lalu.  Jadi tempatkan masalah sesuai foldernya, sehingga tidak berimbas pada hal lain. Misalnya, ketika itu aku sedang bertarung dengan birokrasi asrama yang ruwet dan njelimet, wajar jika aku marah dan sebal. Namun rasa marah dan sebal itu jangan sampai dilimpahkan pada kuliah dan belajar.
Nah, rasanya saat ini aku harus menerapkan nasehat kawan dekatku itu. Ya... ditengah-tengah setumpuk tugas dan kewajiban yang tak kunjung usai hingga menjelang imtihan termin 2 ini. Ku rasa tidak ada salahnya menulis sejenak dalam rangka meredakan emosi yang campur aduk. (hedeh...)
Yah, begini saja. Perasaan sial, marah, sebal, kecewa, menyesal, semua terasa bercampur dan berbenturan tak beraturan dalam pikiran. Bolehlah menikmatinya sejenak. Hm, 5 menit cukupkah? Oke lah, bisa ditolerir sampai satu jam. Menangis, boleh? Silakan...
Nah, sekarang tiba saatnya masa pembekuan. Dinginkan otak, pikiran, perasaan dan kelakuan. Lho, mengapa dengan kelakuan? Tentu saja, kau tahu, orang marah itu sedang junun! Jadi pastikan jangan berbuat apapun saat perasaan dan emosi yang masih di atas garis batas normal itu meraja. Orang mau mencaci, berkomentar atau sak polah tingkah mereka, biarkan! Jangan marah, jangan ditanggapi, jangan berbuat apapun. Ssttt... diam.
Maaf Nabil... aq gemes asli ama pipi embem-mu
Ketika mulai dingin, pejamkan mata, ambil semua perasaan yang menggalaukan itu tadi. Kumpulkan. Anggap itu semua bagai kertas coretan yang “gagal”, remaslah sekuat tenaga. Remas lagi, hingga kusut tak beraturan, genggam dengan tangan hingga sekecil mungkin. Lalu dengan sekuat tenaga, hantamkan ke sebuah dinding besar dalam imajinasimu. Look!
Ia terjatuh dan menggelinding kembali ke arahku. Yak, injak! Bug bug bug! Lalu tendang dengan kaki! Dan, yup. Masuk tong sampah. Bye bye...
Setidaknya aku berusaha berbuat macam tu..
Saat pikiran sedang tidak karuan begini. Dimulai dari dini hari, aku tidak percaya dengan hari sial. Namun aku harus mengakui bahwa dini hari tadi aku telah memulai hari dengan sebuah mimpi buruk. Tentang kawan-kawan yang mencaci dan memainkan kelemahanku dalam kepemimpinan. aku akui, aku bukan tipe seorang pemimpin. Leadership itu.. beuh, bukan aku banget. Setidaknya begitu faktanya. Ragu-ragu, kurang tanggap, bekerja sesuai mood dan tidak pandai membaca keadaan, itu pula yang seringkali melahirkan keputusan yang salah (menurutku), tentu ini berimbas pula pada ketidaknyamanan kawan-kawan. Entahlah, semua bilang bahwa ini keluarga di tanah rantau, tapi buatku justru semakin hari semakin menjadi beban. Setiap kali berkumpul, aku tidak merasa apa yang sebagian mereka rasakan. Kedamaian, keharmonisan. Ugh! Maaf aku harus jujur.
Setiap kali mendapat cobaan, aku selalu teringat pada nasehat Abi, bahwa jika hari itu kau mendapat musibah, ketahuilah bahwa sebelumnya kau telah melakukan kesalahan yang hmm.. vatal. Mungkin aku menemukan kesalahan itu, mungkin tidak. Tapi ku rasa yang juga berat adalah untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Suatu ketika mungkin aku pernah mencelamu atau mengatakan bahwa kau terlalu ceroboh. Dan entah berapa waktu berselang dan perasaanku menjadi was-was dan akhirnya aku harus menyesal telah mengatakannya padamu. Karena aku telah melakukan kesalahan yang sama. Karma? Entahlah. Yang jelas Alloh ta’ala Maha Adil.
Dan... sore ini. Ya Rabb... pikiran ini masih kacau. Bukan perkara besar, tapi justru terkadang perkara yang sempat memutus harapan dan impian duniawi itu pun menyesakkan. Terlebih hasil keringatku itu melayang dalam sekejap. Apa karena aku riya? Semoga tidak. Kalaupun iya, tolong maafkan aku, Rabbi...
Huft, yang jelas, menulis begini sedikit mengobati. Dari pada berderai air mata, ya tho? (haha, alay!) masih berharap bahwa kali ini –mengutip sahabat curatku dari pesantren dulu- aku salah menekan tombol “pause” dan bukan “game over”. Ya Rabb...

1 comment:

  1. :) sabar. nangis boleh tapi jangan berhari2 nge-drama jadinya :D semangat non...

    ReplyDelete