Friday 14 November 2014

Elegi Cinta

bismillah

Aku sudah kemasi barang dan siap pergi
Tapi, Cinta
Mengapa kau masih di situ?
Tidakkah kau ingin tinggalkan tempat itu?
Tidakkah kau mau hapus elegi itu?

Kita memijak tanah yang sama
Menghirup hawa yang tidak berbeda
Tapi kenapa,
Saat menatap langit,
Purnama kita tak sama?

Mengapa bisa, Cinta
Kita bertemu pada takdir lalu
Di ruang rindu,
Di mana tiada seorangpun berlalu
Pada durasi yang tidak semu
Tanpa janji, tanpa ragu
Pun akhirnya, kita menyapa malu-malu

Selanjutnya kita tahu,
Masing takdir kita telah terlukis
Jika dipadu, hasilkan warna yang ambigu

Cinta,
Mataku tak pernah lama merekam bayangmu
Tapi hati kita sudah lama saling menatap
Tatapan yang dalam,
Diam-diam hati kita saling bicara
Dengan sandi rahasia

Kali ini,
Aku ingin satu hal
Jangan jawab pertanyaan ini,
“Cinta, aku harus bagaimana?”




*Saya bukan penulis yang istiqomah,
Bukan pujangga kawakan,
tapi satu,

saya tak ingin lepas dari dunia itu.




Madinatul Buus al Islamiyah, Abbasea, Cairo
Dalam syahdu Subuh yang mengawali Syita
5.45 CLT
15 November 2014

No comments:

Post a Comment