Wednesday 16 April 2014

Diri Sendiri

bismillah

di dunia ini banyak permasalahan yang lebih layak dibahas ketimbang 'diri sendiri'. Entah anda sepakat atau tidak, buat saya, apapun itu, selama bisa diambil hikmahnya, why not?


Saya lelah.
Menurut saya, beberapa kawan irresponsible. Itu yang membuat saya frustasi.
Sedikit-sedikit mengeluh, lalu marah. Saya kira stok kesabaran sudah habis. Namun setelah dipikir ulang, tidak seberapa besar kesalahan di sisi kawan-kawan. Saya merasa setiap usaha saya harus berbuah manis. Seperti mangga yang manis dipohonnya. Tak boleh ada ulat yang berpesta dalam istana buah.
Padahal harapan seperti itu mustahil terus-menerus terjadi. Terlebih dalam kerja tim. Saya tak mungkin memaksa orang lain-yang berbeda prioritas dan sudut pandang- mengikuti apa mau saya.
Saya menyalahkan kawan. Padahal sebenarnya itu adalah ekspresi ketidakpuasan pada hasil kerja saya yang-rasanya- tidak dihargai.
Lalu saya teringat Ummi saat berkata pada seorang asing yag bertanya perihal saya. “Ainun ini sifatnya masih kekanakan,” Benar, saya tak pernah berontak pada statemen itu. tapi bukan karena paham betul. Karena baru sekarang saya mulai sadar. Sifat kekanakan saya, ya di sini. Selalu ingin idealita menjadi realita. Padahal dunia bukan milik saya seorang.
Saya tak ingin diam dan tidak berbuat. Pembenahan selalu saya usahakan. Dengan begitu akselerasi kebaikan diri tak boleh putus. Mindset saya harus dirubah, sesekali boleh juga saya jatuh, untuk tahu rasa kegagalan itu bagaimana. Karena seorang senior pernah bilang, salah satu yang membuat Firaun menjadi ‘firaun’ adalah perasaan tak pernah gagal.
Dan...
Agak-agaknya saya menyadari sesuatu,

Saya belum siap menerima orang lain di sisi saya.

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ
"...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah..." (QS Yusuf:87)

No comments:

Post a Comment