Friday 4 May 2012

MUKTAMAR AL AZHAR

bismillah

Dhuha waktu Cairo.
Aku tengah melintas depan taman asrama, ketika teriakan seorang ablah sedikit menarik perhatianku. Aku berhenti. Menyapa salah seorang kakak tingkat yang tengah belajar di depan taman. Dan tak lama kemudian, ablah –yang tadi berteriak mengumumkan sesuatu di gedung asrama 5 menyambangi kami.
“Ayo, ikut seminar di ACC, (Al Azhar Conference Center). Mobil jemputan menunggu!”
Rasanya tak perlu memasang pengeras suara dalam asrama. Karena suara ablah sudah lebih dari cukup. Hehe. “Imta ya ablah?” Tanya seorang mahasiswi dari lantai 3. Kapan, ablah?
“Dilwa’ti ya bint!!”
Sekarang.
Mulanya aku tak begitu tertarik. Meski aku tahu, ada Grand Syaikh Al Azhar dalam seminar itu. Tapi seorang kawan Nampak antusias, sehingga aku pun ikut tertarik untuk ikut. Toh, selama ini aku tidak pernah melihat langsung Grand Syaikh Al Azhar, yang konon –kata teman-teman sih, diberlakukan lebih dari layaknya Presiden Mesir.
Mobil asrama menjemput. Kupikir kami dijemput dengan otobus, ternyata hanya mobil biasa dengan kapasitas 15 orang.
Jalanan cukup lenggang. Arus lalu lintas tidak padat seperti hari-hari biasanya. Karena hari ini adalah hari buruh. Labour Day. Tidak heran Ammu memacu mobil dengan kencangnya. Sampai-sampai saat melewati polisi tidur, kami –nyaris serempak berteriak, “Wuoo..!!”
Sampai di depan gedung ACC, banyak massa berkerumun. Sebagian memberi kami selebaran, berisi sejumlah tuntutan tentang al azhar. Massa cukup banyak di luar, sampai-sampai kami harus di antar hingga tepat di depan karpet merah. Wuiih, bak para putri kerajaan…
Kami cukup beruntung, karena tidak sembarang mahasiswi bisa mengikuti Muktamar yang melibatkan Grand Syaikh DR Ahmad Thayyib, terlebih mahasiswi asing. Tapi, itulah kelebihan kami yang tinggal di asrama al azhar. Pakai antar jemput pula. Jadi, ala kulli hal Alhamdulillah.
Memasuki gedung ACC yang cukup megah, di bimbing seorang ammu, akhirnya kami duduk di barisan agak belakang. Tak apa. Mengingat semua yang hadir di Muktamar ini, mayoritas adalah Doktor-doktor dan orang-orang penting Al Azhar. sedang kami, seperti anak kecil saja. Hihi…
Alhamdulillah, acara baru dimulai saat kami datang. Sehingga pidato Grand Syaikh sempat kami simak. Di bagian tengah, Nampak para reporter televise sibuk dengan kamera masing-masing. Di bawakan pula beberapa pidato dari sejumlah masayikh, perwakilan menteri, juga perwakilan mahasiswa lewat ketua BEM Al Azhar.
Di belakang kursi para masayikh, sebuah spanduk besar terpampang, Al Mu’tamar al Ilmi haula Ar Ru’yah al Mustaqbaliah Al Azhar As Syarif.
di depan gedung ACC pasca Muktamar
Inti yang saya tangkap adalah, bahwa Al Azhar mengalami kemunduran dalam perannya di kancah dunia. Dan yang menjadi salah satu sebabnya ialah kekuasaan rezim Mubarak yang menguasai al Azhar. padahal seharusnya al azhar adalah lembaga yang mustaqil, independen.
Dan sudah berkisar 60 tahun-an hal tersebut berlangsung. Sehingga banyak permasalahan dalam tubuh al azhar yang mengendap dan belum terselesaikan.
Maka tak heran, banyak tuntutan dari massa di luar gedung. Pun beberapa kali sempat terjadi keributan oleh peserta muktamar yang meneriakkan aspirasinya, tanpa ijin moderator. Persis seperti keributan di gedung DPR. Dan hal itu tidak hanya sekali. Beberapa orang juga sengaja membawa kertas lebar bertuliskan tuntutan mereka atas sejumlah permasalahan, yang saya sendiri juga kurang tahu apa. Hehe… selain karena tulisan yang jauh dari mata, kami kan “anak baru”. Hi…
Saya agak ‘ngeh’ ketika presiden BEM al Azhar itu menyampaikan aspirasinya. Ya, dengan bahasanya yang to the point –tidak terlalu nyastra, layaknya syeikh rektor fak. Bahasa yang menyitir syair Ahmad Syauqi. juga penampilannya yang paling beda. Kaos, berlapis jas, dan celana jins. Wuih, mahasiswa banget… ckck
Presiden BEM itu meminta agar dengan adanya Muktamar ini, segala permasalahan dalam tubuh al Azhar segera diselesaikan. Tidak harus selesai hari ini. Namun mungkin hingga 2 pekan lamanya, terhitung mulai hari ini. Permasalahan Al Azhar harus diselesaikan.
Grand Syaikh langsung menanggapi. Beliau sampaikan bahwa permasalahan dalam tubuh al Azhar cukup banyak. Sehingga tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu 2 pekan. Namun beliau menyampaikan bahwa dengan adanya Muktamar ini, maka penyelesaian masalah dalam tubuh Al Azhar As Syarif segera dimulai, dan butuh waktu hingga satu tahun lamanya.
Sebuah kalimat yang beliau sampaikan mengundang tepuk tangan para peserta muktamar, “Lan yushliha al Azhar illa al Azhariyyun..” Tidak ada yang bisa menyelesaikan permasalahan al Azhar kecuali Azhariyyun…
Sementara moderator juga mengingatkan, bahwa kiblat ummat Islam adalah Ka’bah Musyarrofah, sedang kiblat ilmu Islam adalah Al Azhar As ASyarif.
Sebelum acara berakhir, sebuah persembahan tilawah menutup acara Muktamar. Dibacakan oleh seorang pemuda Afganistan, dengan jubah hijau kebiruannya.
Bakda Dhuhur, acara selesai, dilanjutkan dengan makan siang. Namun saya dan seorang kawan harus meninggalkan ruang Muktamar, karena kami akan menghadiri acara marhalah di kawasan Tubb Ramli.
Ini pengalaman pertamaku menyaksikan Muktamar yang dihadiri Grand Syaikh Al Azhar As Syarif. Sebagai anak baru, Lumayan berkesan…


No comments:

Post a Comment