bismillah
Aku dan adikku
kembali ke rumah pakde di wilayah Utan Kayu. Akhirnya kami mulai mengerti
cara-cara menggunakan busway, yang tidak jauh berbeda dengan “transjogja”.
Alhamdulillah.
Visa turun! Aku hanya memandang stiker visa yang tertempel di pasporku. Sulitnya
mendapatkanmu… hmm…
Setelah memesan
tiket Jakarta-Cairo lewat kakak kelas di Mesir, kebetulan yang tercepat adalah
awal bulan Desember. Masih beberapa hari lagi. Ya, akhirnya… kepastian itu
datang juga… Hamdan lillah!
Merasa tidak ada
kegiatan di rumah Pakde, kuputuskan untuk silaturrahim ke LIPIA. Kebetulan ada
banyak kawan yang kuliah dan tinggal di asrama. Sementara adikku harus segera
kembali ke Solo. Dia sudah cuti dari mengajar sejak abi sakit. aku kasihan jika
dia harus menemaniku hingga keberangkatan beberapa hari lagi.
Ya, terakhir kali
kami bertemu, di shelter busway Manggarai. Ia mengantarkanku ke LIPIA. Un tuk terakhir kalinya, kami berpisah. Mungkin
tidak akan bertemu lagi kecuali empat tahun lagi…
Ma’assalamah,
jun…
Setelah menginap
di asrama LIPIA semalam, esoknya, saat teman-teman kuliah. Seorang kawan yang
sudah menikah, sengaja datang ke LIPIA. Menemuiku. Mengucap kata perpisahan.
Juga seorang kawan di Magetan, via telepon. Masih jelas apa yang ia katakan
saat aku meminta kata terakhir, “Ihfadzillah, yahfadzka…”
kenang2an dari Naylin dan Apik |
Sore itu, aku
kembali ke rumah pakde. Setelah berpeluk
mesra dengan kawan-kawan LIPIA. Marhamah, Fua’ah dan Nisaul…Mereka mengantarku
hingga shelter Maggarai. Uhibbukunna fillah, ya akhowati…
Esoknya, Naylin
dan Apik menyanggupi mengantarku hingga ke airport. Mereka sengaja datang dari
Bogor dan Bekasi ke rumah pakdeku. Ya, malam nanti, aku akan take off dari
Soekarno-Hatta Airport menuju Cairo, dengan transit di Kuwait.
Naylin memberiku
“les singkat” tentang tata cara di bandara. Sementara dari kawan-kawan Mesir,
aku bahkan sampai bertanya pada 3 orang berbeda tentang tata cara transit. Ya,
maklumlah. It’s my first flight. Penerbangan pertama, pakai transit,
internasional pula. Kan kalau nyasar, tidak bisa disamakan dengan nyasar di
terminal Jakarta…
Pakde Anto dari
Purwokerto datang, mewakili keluarga intiku, yang tak satupun bisa hadir
(hiks). Juga beberapa Om dari adik nenek di Lampung yang tinggal di Jakarta,
ikut mengucap salam perpisahan sebelum akhirnya aku, dua pakde, bude serta
Naylian dan Apik pergi ke bandara. Dengan mobil Pakde, kami langsung menuju
airport… Ya Rabb, aku akan meninggalkan Indonesia…
No comments:
Post a Comment