Monday 4 June 2012

Meniti Awal Perjalanan 12

bismillah

Aku dan adikku kembali ke rumah pakde di wilayah Utan Kayu. Akhirnya kami mulai mengerti cara-cara menggunakan busway, yang tidak jauh berbeda dengan “transjogja”.
Alhamdulillah. Visa turun! Aku hanya memandang stiker visa yang tertempel di pasporku. Sulitnya mendapatkanmu… hmm…
Setelah memesan tiket Jakarta-Cairo lewat kakak kelas di Mesir, kebetulan yang tercepat adalah awal bulan Desember. Masih beberapa hari lagi. Ya, akhirnya… kepastian itu datang juga… Hamdan lillah!
Merasa tidak ada kegiatan di rumah Pakde, kuputuskan untuk silaturrahim ke LIPIA. Kebetulan ada banyak kawan yang kuliah dan tinggal di asrama. Sementara adikku harus segera kembali ke Solo. Dia sudah cuti dari mengajar sejak abi sakit. aku kasihan jika dia harus menemaniku hingga keberangkatan beberapa hari lagi.
Ya, terakhir kali kami bertemu, di shelter busway Manggarai. Ia mengantarkanku ke LIPIA. Un  tuk terakhir kalinya, kami berpisah. Mungkin tidak akan bertemu lagi kecuali empat tahun lagi…
Ma’assalamah, jun…
Setelah menginap di asrama LIPIA semalam, esoknya, saat teman-teman kuliah. Seorang kawan yang sudah menikah, sengaja datang ke LIPIA. Menemuiku. Mengucap kata perpisahan. Juga seorang kawan di Magetan, via telepon. Masih jelas apa yang ia katakan saat aku meminta kata terakhir, “Ihfadzillah, yahfadzka…”
kenang2an dari Naylin dan Apik
Sore itu, aku kembali ke rumah pakde.  Setelah berpeluk mesra dengan kawan-kawan LIPIA. Marhamah, Fua’ah dan Nisaul…Mereka mengantarku hingga shelter Maggarai. Uhibbukunna fillah, ya akhowati…
Esoknya, Naylin dan Apik menyanggupi mengantarku hingga ke airport. Mereka sengaja datang dari Bogor dan Bekasi ke rumah pakdeku. Ya, malam nanti, aku akan take off dari Soekarno-Hatta Airport menuju Cairo, dengan transit di Kuwait.
Naylin memberiku “les singkat” tentang tata cara di bandara. Sementara dari kawan-kawan Mesir, aku bahkan sampai bertanya pada 3 orang berbeda tentang tata cara transit. Ya, maklumlah. It’s my first flight. Penerbangan pertama, pakai transit, internasional pula. Kan kalau nyasar, tidak bisa disamakan dengan nyasar di terminal Jakarta…
Pakde Anto dari Purwokerto datang, mewakili keluarga intiku, yang tak satupun bisa hadir (hiks). Juga beberapa Om dari adik nenek di Lampung yang tinggal di Jakarta, ikut mengucap salam perpisahan sebelum akhirnya aku, dua pakde, bude serta Naylian dan Apik pergi ke bandara. Dengan mobil Pakde, kami langsung menuju airport… Ya Rabb, aku akan meninggalkan Indonesia…

No comments:

Post a Comment