Thursday 19 July 2012

Malam Pertamaku

bismillah

Mengawali Bulan Ramadhan yang full berkah, sekaligus memanfaatkan peluang “agazah” alias ijin menginap di luar asrama. Saya pergi ke rumah seoraqng senior di kawasan Tabbah, terhitung pinggir Cairo. Dekat terminal akhir minibus dan sejumlah bus besar dengan nomor tertentu. Entah mengapa Mahattah akhir tersebut dinamakan arba’ wan nush (4,5).
Memasuki perkampungan, banyak umbul-umbul terpasang. Warna warni. Seperti menjelang HUT RI lah kalau di Indonesia. Ini sih lebih penting dari pada HUT RI, Ramadhan euy!!!
Masih tanpa info apakah Ramadhan tahun ini dimulai hari Jum’at atau sabtu, yang jelas tidak aka nada polemic seputar penentuannya seperti di Indonesia. Begitu mendapat kabar dari Koran online, bahwa Dar Ifta’ memutuskan bahwa Ramadhan dimulai pada hari Jum’at, segera bakda Isya saya segera menuju masjid terdekat guna mengikuti sholat tarawih.
Kebetulan senior-senior dan seorang kawan di rumah tidak bisa menemani saya yang ingin benar-benar merasakan bagaimana tarawih di Mesir. Maklum lha, ini Ramadhan pertama saya di bumi kinanah. Berhubung adzan Isya telah berkumandang beberapa saat sebelumnya, daripada sholat di rumah, saya putuskan untuk sholat di masjid terdekat. Letaknya hanya beberapa meter dari rumah.
Setelah sholat Isya, sholat tarawih dimulai. Raka’at pertama, mulai dari al Baqarah hingga seperdelapan juz. Lantunan qiroah Hafs dari sang imam, cukup membuat telinga ini nyaman, meski berada dalam ruangan sayyidat yang lumayan sempit. Sholatnya dua reka’at- dua reka’at. Mengikuti hadist Rosululloh Shallallohu alaihi wa as salam, “sholatul laili matsna…matsna”
Setelah mencapai setengah juz, khutbah pun dimulai. Berbeda dengan di Indonesia yang biasanya di adakan setelah reka’at yang kedelapan usai. Sang khatib berkhutbah dengan lantang dan menggebu-gebu. Setidaknya, itu sudah biasa di kalangan masyarakat Mesir.
Khatib sedikit mengingatkan jama’ah mengenai surat Al Baqarah yang tadi dibaca imam. Untuk siapa baqarah itu disembelih! Yang berujung pada anjuran bagi jama’ah untuk terus berusaha dalam mensucikan hati dalam bulan Ramadhan ini. Juga untuk meninggalkan hal yang sia-sia. Seperti meninggalkan ‘musalsal’ dan sejenisnya. (waduuh…(^_^)”??) dan tak lupa, beliau mengingatkan untuk terus mendoakan ikhwah kita yang tengah berjuang melawan kedzoliman, wa bil khusus fi Suriah. Di akhir khutbahnya, ia berdoa untuk kebaikan seluruh ummat Islam dan memohon pertolongan Alloh Ta’ala untuk ikhkwah di Suriah khususnya. Sholat Tarawih berlanjut hingga selesai juz 1. Ditutup witir dengan qunut pada akhir reka’at. Sekali laghi, untuk ikhwah yang di Suriah.
Dan ada hal baru yang saya rasa agar berbeda. Entah apa. Namun memang sepertinya saya tidak sering merasakan sholat tarawih sepanjang satu juz, langsung bakda Isya. Ya, mulai kecil di masyarakat sekitar, belum pernah sholat tarawih di masjid kampung dengan bacaan sepanjang satu juz. Beranjak di pesantren, iya, biasanya satu juz sekali qiyamullail. Di sepertiga malam, bukan langsung bakda Isya. Pun ketika saya masih kelas satu MTs dii pesantren, kami diwajibkan qiyamullail berjamah pada dini hari. Sedang untuk periode selanjutnya, khusus anak kelas satu MTs ada rukhsoh ‘keringanan’ untuk tarawih bakda ISya langsung.
Pun ketika sudah lulus pesantren, biasanya saya ikut I’tikaf, dan tentu qiyamullail dengan satu juz (biasanya) di sepertiga malam. Jadi, kalau untuk tarawih satu juz, bakda sholat Isya langsung, jarang sekali saya rasakan.
Ala kulli hal Alhamdulillah. Semoga malam-malam berikutnya mendapat kesempatan untuk sholat di masjid yang berbeda-beda. Agar merasakan sholat tarawih yang berbeda pula.  Karena bacaan imam satu masjid dengan masjid lainnya berbeda-beda. Dan hal itu sudah menjadi kebiasaan. Sebagaimana halnya yang saya ikuti di masjid kampung Tabbah tersebut, itu termasuk yang cepat bacaannya, karena jam sebelas sudah selesai.
Sekian dulu sedikit yang saya alami pada malam pertama bulan Ramadhan di Cairo. Semoga disempurnakan pertemuan dengan Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Amin.










No comments:

Post a Comment