Thursday 5 July 2012

Hasil Membolos : KItab Tafsir

bismillah

Seperti biasa, dini hari saya bangun. Setelah qiyamul lail, mata dan badan tak bisa diajak kompromi. Tepar.
Hingga shubuh menjelang. Selepas sholat, saya kembali ke tempat tidur. Tak lama berselang, pintu kamarku diketuk gadis Nepal.
“Afwan, aku nggak berangkat pagi ini. Lagi capeeek…” jawabku tanpa membuka pintu. Selimutpun makin rapat. Ugh, pagi yang mengigil. Padahal beberapa hari kemarin temperatur sudah mulai naik. Hari ini dingin kembali.
Ya, memasuki musim semi, cuaca naik turun. Beberapa hari lalu, saya benar-benar merasakan udara “Indonesia”, dan pagi ini serasa memasuki winter lagi.
Kemarin, bersama teman-teman marhalah asrama, kami mengadakan pembubaran panitia MFD di kawasan wisata Piramid, Giza. Setelah berkeliling Great Pyramid, lalu menuju kawasan gurun, komplek Spink, semua memakan waktu dari pagi hingga Maghrib. Tentu badan pegal dan capek. Hasilnya, kajian Tafsir pagi hari ini terpaksa izin, kalau tidak mau dibilang bolos. Hehe
Bukan semata kecapekan. Mengingat untuk menuju tempat talaqqi, harus berjalan kaki sekitar setengah jam. Untuk pulang pergi total satu jam. wuaah…
Daripada mendzolimi tubuh, lalu jatuh sakit. Pikir saya.
Pukul setengah delapan, saya dan kawan-kawan asrama lain, seperti biasa. Pergi kuliah menggunakan bus asrama. Menjelang dhuhur, seorang kakak almamater meminta saya untuk menemani ke airport. Bakda dhuhur hingga ashar.
Selepas kuliah, saya meluncur ke hay 7. Dan saya lupa, bahwa warga Indonesia itu punya satu hal yang tak bisa terlepas, jam karet.
Lama menunggu, akhirnya kami berangkat ke airport. Pulangnya saya diantar hingga asrama.
Memasuki jenah kamar, gadis Nepal itu tengah sibuk dengan bambu-bambu dan kertas karton putih.
“Petamu sudah jadi?” Tanyaku. Ia hanya tersenyum.
“wow, hadza jayyid jiddan…” pujiku, melihat peta buatannya yang akan dilombakan di ma’had.
“Oya, sebentar.” Tiba-tiba ia masuk kamar dan keluar dengan sebuah buku tebal.
“Tadi pagi Ustadzah menanyakan ketidakhadiranmu.”
Ups! Ternyata ustadzah perhatian denganku! Padahal seringkali kawan-kawan lain bolos, tapi tidak ketahuan…Apalagi sampai ditanya mengapa tidak hadir.
“Hiya turidu an tahdhuri daaiman…” Lanjutnya. Beliau menginginkanmu untuk selalu hadir.
Selanjutnya, Ia sodorkan sebuah kitab setebal hampir 2000 halaman.
“Ini dari Ustadzah, untukmu.” Ha?! Kitab itu kini berpindah ke tanganku. Aisarut tafaasiir.
“Oh, ya. Syukron.” Jawabku.
Kitab itu masih terbungkus plastik. Baru.
Saya tahu betul bahwa Ustadzah tidak pernah memberi kitab pada murid-murid yang –saat itu- tidak hadir. Tapi kali ini, seorang teman bahkan membawakannya untuk saya. Tebal pula.
Maaf Ustadzah, lain kali saya tidak akan bolos. In syaalloh.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (ar Rahman:13)


                                                                    Cairo, menjelang musim semi 2012

No comments:

Post a Comment