Sunday 8 April 2012

MENITI AWAL PERJALANAN 10

bismillah


Kami pun selalu memotivasi abi, “Ayo,bi. Cepat sembuh. Biar bisa antar Ainun ke bandara…”
Dua pekan dirawat di RS. Abi memutuskan untuk pulang. Meski belum pulih. Ya, setidaknya tangan dan kaki bisa bergerak, meski tidak bisa meniggalkan tempat tidur. Kata dokter memang, tinggal menggunakan bantuan fisioterapis saja, dan menunggu hingga pulih sempurna.
Aku ingat betul, tepat sebelum membawa abi pulang, dokter itu memperingatiku panjang lebar agar tidak sedikitpun menggeser dan mengutak-atik collar yang terpasang di leher abi.
Alhamdulillah. Abi pulang. Meski hanya bisa terbaring di atas tempat tidur.
Hingga datang panggilan dari Pakde di Jakarta. Ya, aku harus segera tiba di kedubes. Visa.
Esoknya, aku menelpon kedubes. Memastikan saja.
Pihak kedubes mengatakan bahwa aku harus wawancara dengan Mr. Muhammad. Entah siapa beliau. Aku meminta kelonggaran, karena wawancara yang dimaksud adalah agar aku mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar beasiswa di Mesir pada beliau, sedang aku tinggal di Solo. Sehingga akan memakan banyak waktu dan biaya jika bolak-balik Jakarta.
Pihak kedubes mengatakan bahwa ia akan menanyakan pada Mr Muhammad, perlu tidaknya wawancara tersebut. Sementara pakde di Jakarta mengira bahwa aku harus mengikuti test wawancara di kedubes. Sehingga menyuruhku untuk segera datang ke Jakarta.
Pakde Paino di Jakarta, bukan Mahromku. Jadi aku berangkat ke Jakarta –yang nantinya memakan waktu beberapa hari, pikirku, bersama adik laki-laki dan pakde ku –yang mahrom. Sebut saja Pakde Anto.
Pagi itu, pagi terakhir aku bisa melihat secara langsung wajah ummi yang meneteskan air mata. Mungkin tak akan sederas itu jika sanggup mengantarku hingga bandara. Juga abi… yang tergolek tak berdaya di atas ranjang. Aku harus rela meninggalkan abi setelah mencium kedua pipinya.
Aku ingat betul pesan ummi,”Kamu harus rajin ya… lihat saja, kamu pergi sedang keadaan keluarga seperti ini,  kami harus rela merelakankamu pergi dalam keadaan begini …”
Ya Rabb… pagi itu adalah aku yang sekuat tenaga tidak meneteskan air mata…

No comments:

Post a Comment