Wednesday 4 April 2012

MENITI AWAL PERJALANAN 8

bismillah

Kami pun putar otak. Agar tidak menambah rupiah yang hilang akibat perencanaan yang kurang matang.
Besoknya, pagi-pagi selepas mengantar nenekku kajian. Aku meluncur ke biro titipan kilat. Mengirim seluruh dokumen, beserta fotokopi dan terjemahnya ke Jakarta. Ke rumah pakde Paino. Ya, nampaknya kami memang butuh bantuan beliau yang lebih berpengalaman. Di banding harus bolak-balik Solo Jakarta yang menghabiskan banyak biaya.
Selanjutnya, tinggal menunggu kabar dari pakde, kapan aku harus benar-benar ke Jakarta. Mengurus visa sekaligus langsung berangkat Jakarta-Cairo.
Baru istirahat sejenak, di tengah hari-hari kesibukanku hilir mudik mengurus persiapan keberangkatan. Alloh menguji kami sekeluarga. Sore itu, selepas mengantar nenek silaturrahim di Boyolali. Pulangnya, kami mampir ke rumah Bulik.
Belum sempat aku duduk di kursi, kata-kata itu terlanjur keluar dari mulut Bulik,
“Nun… abimu kecelakaan.”

No comments:

Post a Comment