Monday 2 April 2012

PA...CAR...?

bismillah

Ya, senja hari itu. Menampar.
Seorang kakak tingkat, yang lumayan dekat denganku. Berkomentar tentang obrolan kami di salah satu warung makan masisir.
Kurang lebih intinya begini…
“Halah, Nun…”
“Yang begitu ya namanya pacar. Sama saja!”
“Lho, kok bisa, Mbak?” tanyaku.
“Iyalah” Tegasnya,”meski tidak selalu berduaan, meski tidak pacaran seperti orang-orang pada umumnya. Tapi sama-sama suka!”
Lalu ia menambahkan,”meski tahu batas. Meski ngaku-ngaku “calon”. Wealah, ndak usah nyebut “calon”, sebut saja lah, PACAR!”
“Haha..” Aku tertawa, “Kamus hidup Mbak beda ya, sama kamus orang-orang pada umumnya…”
Dan ketika pulang, sendiri dalam bus. Aku merenung. Murottal Misyari Rasyid terdengar samar dari headset-ku.
Suasana keramaian malam pada musim semi cairo tak kuindahkan. Pun kerlip lampu dari kawasan kota nun jauh di balik kaca jendela bus yang sekaligus menampilkan wajahku, samar.
Pacar…?
Judul itu menghiasi benakku. Dan tak bisa, oh bukan. Tapi sulit untuk menghentikannya.
Ya…
 pacar?
Suka sama suka, tapi tak pernah melanggar aturan syar’ie.
Tapi suka sama suka.
Bagaimana bila “calon?”
Ah, tidak.
Sebut saja, “pacar”!

Suka sama suka.

Masih ada waktu untuk berbenah diri. Untuk upgrade niat.
Wallohu ta’ala a’lam

No comments:

Post a Comment