Friday 16 March 2012

MENITI AWAL PERJALANAN...2

bismillah

Dan setelah berdiskusi dengan Ustadzah mila, beliau sarankan saya supaya langsung berhubungan dengan Ustadz yang bekerja sebagai biro travel tersebut. Sebut saja Ustadz Rizal.
Setelah silaturrahim ke rumah beliau, barulah jelas urusannya. Bahwa aku tidak bisa berangkat tahun ini. Ya, istilahnya berangkat dengan “terjun bebas” tidak memungkinkan. Beliau menawarkan opsi untuk mengikuti ujian beasiswa di bulan Maret tahun 2011. Dan sebagai persiapan ujian, beliau menawarkan bimbingan belajar untukku, lebih bersyukur lagi jika bisa mengajak teman lain.
Ya, mendekati bulan Maret, aku rutin belajar ke rumah Ustadz Rizal, mengajak dua orang teman yang jauh tinggalnya. Temanggung. Subhanalloh, aku salut dengan himmah mereka! Sepekan sekali naik motor ke Solo demi belajar! Lebih tepatnya, kami lebih banyak setoran tahfidz ke beliau. Karena, kata beliau, Al Azhar itu mengutamakan hafalan Al Quran sebagai tolak ukur mahasiswanya.
Sampai bulan Maret, kami mendapat kabar dari Ustadz, bahwa tepatnya ujian beasiswa Al Azhar, biasanya di adakan di sifaroh/kedubes Mesir di Jakarta, setiap tahun, selepas diadakannya Ujian Nasional (UN).
Itu artinya, bukan bulan Maret, tapi bulan Mei.
Begitu datang bulan Mei, saya terus berburu informasi lewat internet. Ya, setiap hari –kendati saat itu aku tengah menghadapi ujian juga di ma’had, aku selalu surfing di internet lewat handphone mengenai test seleksi Beasiswa Al Azhar.
Sepekan berlalu, dan hasilnya selalu sama, nihil.
Hingga suatu hari, situs depag mengabarkan mengenai pendaftaran test beasiswa. Hari itu juga, selepas ujian di ma’had, saya meluncur ke rumah Ustadz Rizal. Kawan saya yang dari Temanggung juga datang. Segera setelah mendapat kabar, Ustadz rizal menelpon kedubes mesir. Sebagaimana keterangan dari situs Depag.
Setelah berbagi email, esoknya, Ustadz segera mem-forward email dari kedubes, yang berisi persyaratan pendaftaran ujian. Rasanya memang cukup ganjil. Waktu seleksi yang diadakan kedubes berkisar satu pekan lamanya. Tetapi persyaratan untuk mengikuti seleksi saja sudah cukup “ribet”, seperti surat Medical check Up dari RS Daerah, Surat Keterangan Catatan Kepolisian, ijazah Aliyah, dan semua harus sudah diterjemahkan ke bahasa Arab! Dengan rentang waktu yang demikian sempitnya, sulit rasanya bisa menyelesaikan persyaratan pendaftaran seleksi. Ini hanya pendaftaran lho…
Aku pun bergegas melakukan general check up di RSUD. Dan selanjutnya menuju Poltabes untuk mendapat SKCK, sembari terus mencari penerjemah dokumen-dokumen. Sampai di Poltabes, aku mendapat telepon dari Ustadz Rizal. Persyaratan berubah. Whats?!!!!

No comments:

Post a Comment