Saturday 31 March 2012

MENITI AWAL PERJALANAN 6

bismillah

“Tidak bisa begitu. Memang terjemah dokumen-dokumen tersebut tidak dibutuhkan dalam pembuatan visa. Namun itu akan dibutuhkan di mesir nanti. Karena Al Azhar tidak mau menerima dokumen-dokumen kamu, kecuali dengan stempel dari kami –baca: Kedubes Mesir-“
Pun ketika aku meminta daftar peserta yang lulus seleksi, supaya bisa menghubungi salah satu di antara mereka. Barangkali bisa berangkat bersama. Terlebih aku sama sekali belum pernah naik pesawat, penerbangan domestik sekalipun. Namun pihak kedubes sengaja merahasiakan nama-nama yang lulus seleksi. Aku husnudzon saja, bukankah jumlah peserta yang lulus 90 orang… setidaknya, pasti ada juga lah yang mengurus visa, jadi bisa berkenalan dan berangkat bersama. namun ternyata aku tidak menemukan seorangpun. Heran. Lantas bagaimana dengan yang lain? Nasib 90 orang itu… apa sudah berangkat semua? Mengingat perkuliahan di Al Azhar sudah dimulai dan awal tahun nanti sudah ujian termin satu. Sesuai saran kakak kelas, aku harus segera mengurus visa. Cepat sampai dan bisa mengejar kuliah.
Petugas wanita itu menyuruh kami untuk datang lagi, dengan dokumen-dokumen yang telah diterjemahkan beserta legalisir dari Kementrian Hukum dan HAM dan Kementrian Luar Negeri.
Keluar dari kedubes, Pakde Paino mengajak kami untuk pergi ke kemenham dan kemenlu. Meminta dan bertanya seputar persyaratan legalisir dokumen. Nampaknya beliau cukup berpengalaman dalam pengurusan visa setelah sebelumnya berkunjung ke Thailand dalam rangka kunjungan kerja.
Akhirnya… kami harus pulang ke Solo dengan tangan hampa. No visa.
Pakde Paino yang baik hati menawarkan bantuan untuk melegalisir di dua kementrian. Jika nanti semua dokumen-dokumen sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, agar kukirim ke Jakarta supaya Pakde yang mengurus legalisir di dua kementrian.
Aku dan ummi mengiyakan. Meski kami berniat nantinya, segala sesuatu akan kami urus sendiri supaya tidak merepotkan pakde.
Malam itu juga aku dan ummi meluncur ke Solo. Kehabisan tiket Jakarta-Solo, agak panik juga. akhirnya kami pun beralih Jakarta-Jogjakarta, tiket terakhir (alhamdulillah bangeet). Sampai di Stasiun Tugu pukul 7 pagi. Kami langsung membeli tiket prameks Jogja-Solo, pagi itu juga.
Sampai di Solo sekitar pukul 9 pagi. Setelah membersihkan diri, aku langsung tancap gas menuju RSUD. Saat itu juga. Untuk kedua kalinya, aku general check up di rumah sakit yang sama. Alhamdulillah, biayanya sedikit lebih murah dibanding saat pertama kali check up. Meski memakan waktu agak lama. Mengingat aku diikutsertakan dengan antrian para dokter. Bahkan seorang pasien di poli mata bertanya padaku, “mbak, dokter juga ya? Kenapa periksa mata, mbak?”
Burung di rumah pakde yg slalu berkicau saat dini hari
Aku tersenyum geli,saya  nampang dokter ya, mas? Untuk kedua kalinya, di tempat yang sama. Aku dikira dokter. Sama seperti saat pertama kali check up. “Mbak ko-as juga ya?” Hehe.

No comments:

Post a Comment