Saturday 11 February 2012

BAHASA YANG MAMPU MERUBAH SEGALANYA

bismillah

                “Nggak mau!!” Ivan terus bermain dengan mainan plastiknya.
                “Ivan, ayo mandi...” Ibunya terus berusaha mengajak anaknya penuh kesabaran.
                “hmm...!” jawab Ivan Tak acuh.
                “Ivaan!!...” Nada sang bunda naik satu level.
                Semakin Ivan asyik bermain lalu berangsur menjauhi sang bunda.
                Ayah saya yang sedari tadi mengamati “rutinitas” Ivan dan bundanya tiap pagi dan sore hari, mendekati Ivan.
                Satu jurus lama –yang beliau gunakan saat kami, anak-anaknya masih bau kencur- dikeluarkan,
                “Ivan, mau main air nggak? Nanti ciprat-cipratan!
                Sontak Ivan menghentikan aktivitas bermainnya. Dua bola matanya nampak begitu antusias pada apa yang barusan ayah saya katakan.
                Seolah mendapat sinyal yang sama, sang bunda segera menimpali, “Ivan, mau main air nggak?
                Seperti mendapatkan harta karun, bocah lima tahun itu bersorak riang,”Aku mau main air!! Ayo main air!!”

                Jiaaaah!! Dasar bocah... mau-maunya dikibulin! (^_^)”??

                Sebetulnya bukan dikibulin, bukan dibohongi. Hanya terkadang terhadap anak kecil yang masih dalam masa-masa bermain, kita harus pandai-pandai menggunakan bahasa yang tepat.
                Ya, dari sepenggal episode sore itu, kita bisa ambil banyak pelajaran, dari banyak sisi. Entah itu sebagai orang tua, tentang bagaimana menggunakan “istilah-istilah” yang bisa meluluhkan anak kecil. Entah itu sebagai mahluk sosial yang –mau tak mau- harus berinteraksi dengan orang lain, betapa sering kita terseret dalam pertikaian, permusuhan yang menjebak dalam “pemborosan waktu”?
                Dengan sedikit mengolah bahasa, kita bisa membuat suasana berbalik seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Kalau kita mau berusaha. Kalau kita mau.

Dalam sebuah atsar :
حَدِّثُوْا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُوْنَ,
"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar pengetahuan mereka."
 
                         

No comments:

Post a Comment