Sunday 12 February 2012

BUUST TERCINTA....

BISMILLAH

                Tinggal di asrama Madinah Al Buust Al Islamiyah, merupakan kenikmatan tersendiri yang amat patut disyukuri. Selain karena menerima full-beasiswa langsung dari Al Azhar, di mana pada tahun belakangan ini hanya bisa di dapat oleh mereka yang lulus seleksi di kedubes Republik Arab Mesir, Indonesia. Juga banyak fasilitas yang sangat membantu dalam belajar.
                Izinkan saya menguraikannya sebagai bentuk terima kasih kepada Al Azhar Assyarif, yang tentu tak luput pula bersyukur padaNya atas segala kenikmatan ini.
                Mulai dari asrama yang benar-benar menyerupai “kota kecil” - Namanya juga “Madinah” - dalam ibukota Cairo yang menawan. Di kelilingi tembok raksasa layaknya benteng, asrama terdiri dari lima gedung (Imaroh), di mana tiap gedung terbangun atas empat lantai.
Lantai paling bawah, -kami biasa menyebutnya “ardh” memiliki fungsi berbeda tiap gedung. Ada yang berfungsi sebagai mushola, perpustakaan, ruang makan, aula, gudang. Sedang lantai-lantai di atasnya, terdiri dari kamar-kamar mahasiswi. Yang terletak pada lorong-lorong (jenah). Untuk tiap gedung, bisa menampung hingga 50an kamar berukuran 2x3 meter yang di huni dua atau satu orang. Sedang tiap lantai, terdiri dari dua jenah (lorong), di mana terdapat dapur dan kamar mandi di tiap jenah.
                Selain lima gedung tersebut, ada kantor pos yang berhadapan langsung dengan dapur umum, tempat di mana kami biasa mengambil jatah makan. Juga terdapat beberapa taman yang memisahkan antar gedungnya.
                Setiap pagi, ada petugas wanita –kami biasa memanggil mereka “ablah” yang menyapu jalanan aspal dalam asrama. Para satpam –kami biasa memanggil mereka “ammu” sudah kami anggap seperti ayah kami sendiri, selalu menjaga asrama 24 jam dengan jadwal shift yang cukup tinggi. Saya teringat, saat pertama kali datang, mendapat hadiah sebuah jeruk “abu surroh” dari salah seorang ammu yang jaga malam.
                Kesan pertama saat memasuki asrama –di mana pengunjung atau tamu dilarang masuk- adalah takjub dan kagum. Saya tidak menyangka, asrama al azhar lebih menyerupai kota yang dikelilingi benteng. Belum lagi asrama putra –kami sering menyebutnya “Kubro” yang terpisah jalan raya dengan asrama putri, luasnya hamper tiga kali lipat asrama putri. Belum lagi Rumah Sakit yang masih satu komplek dengan Kubro. Menambah decak kagum saya akan Al Azhar Assyarif.
                Meski administrasi yang lumayan “ruwet”, -dalam hemat saya tidak sebanding dengan segala kemurahan Al Azhar kepada penerima beasiswa. Di mana kami bebas keluar masuk –tentunya dengan membubuhkan keterangan dalam buku catatan di gerbang ammu, dengan batas waktu yang cukup longgar, -paling akhir masuk asrama jam 9 malam. Tersedianya dapur, sehingga kami bisa mengolah makanan sesuka hati jika makanan dan lauk pauk tidak sesuai dengan lidah Indonesia. Lalu makanan dan susu yang lebih dari cukup setiap harinya. Belum lagi ada ablah yang bertugas membersihkan jenah, dapur dan kamar mandi. Sehingga kami tidak perlu membuat jadwal piket bersama. Cukup membersihkan kamar masing-masing. Bahkan kami diperbolehkan menaruh mesin cuci di dekat kamar mandi, juga kulkas di dapur.
                Benar-benar tugas kami adalah belajar. Setelah dimanja oleh semua fasilitas ini. Masih banyak fasilitas pendukung belajar yang belum saya sebutkan. Namun kiranya, itu saja sudah cukup untuk membuat saya layak bersyukur pada Alloh dan berterimakasih pada Al Azhar  yang menyediakan semua fasilitas ini.
                Bagi saya, ini semua adalah nikmat sekaligus ujian. Ya, tentunya Alloh menguji kami, apakah dapat mensyukuri semua nikmat dan kelebihan ini? Apakah semakin membawa kami pada tafaqquh fiddin dan ketakwaan padaNya? Ataukah justru membuat kami kufur dan israf? Semua kembali pada pribadi masing-masing.
                Yang tak boleh terlupa, bahwa tugas utama kami adalah menuntut ilmu syar’ie, di mana ketika kembali ke tanah air masing-masing, ada tugas dan amanah besar yang harus dipikul.
                Oleh karenanya, semoga Alloh selalu mempermudah segala urusan kita dan menuntun kita untuk istiqomah di jalanNya. Amin.
                Allohu ta’ala a’lam

                                                                                Madinah Al Buust Al Islamiyah, Abbasiyah, Cairo, Egypt
                                                                                08:33, 20 Robiul awal 1433 H/12 Februari 2012 M

No comments:

Post a Comment