Saturday 11 February 2012

REFLEKSI 19 TH KEHIDUPAN SAYA

bismillah

Pada detik-detik akhir, di umur 18 th. sebelum genap menginjak 19 tahun kehidupan yang saya jalani. Kalau secara matematis,
19x12 = 228 bulan
228x30 = 6.840 hari
6.840x24 = 164.160 jam
164.160x60 = 9.849.600 menit
9.849.600x60 = 590.976.000 detik
Itupun masih kurang, karena saya genapkan 30 hari.
         Ya Rabb, kalau melihat angka ini, saya sangat sedih. Miris.

Apa yang sudah saya lakukan selama ini? 19 itu bukan remaja lagi buat saya. Dari setiap yang saya jalani, semakin hari, kehidupan ini semakin kompleks. Dan tidak di setiapnya mampu saya beradaptasi. Berinteraksi dengan masyarakat, bertemu orang-orang baru, teman-teman baru, baik di dunia nyata maupun di dunia maya –yang nyaris saja merubah total kehidupan saya (^_^). Semua di luar dugaan. Ternyata saya belum siap untuk itu semua. Belum siap untuk menjadi dewasa.
Saya teringat dengan angan-angan dan mimpi, yang saya susun sejak SMP dulu. Ya Rabb, membacanya seakan ingin air mata ini berurai. Begitu jauuuuh dari apa yang sempat saya angankan. Hafidhah sebelum lulus SMA, study abroad, wah saya tambah malu kalau nyebut satu per satu.
Intinya, begitu banyak target yang jauh tertinggal.
Mungkin seperti yang dikisahkan sebagai anak kecil yang bermimpi merubah dunia. Namun semakin dewasa, mimpinya menciut. Cukup merubah negaranya. Dan makin dewasa, menciut lagi. Cukup merubah lingkungan sekitarnya. Seiring bertambah usia, semakin menciut mimpinya. Merubah keluarganya. Dan di akhir usianya, ia sadar. Seharusnya ia mulai merubah dirinya dahulu, baru merubah orang lain, hingga akhirnya ia bisa merubah dunia.
Mungkin analoginya begitu. Tapi buat saya, tidak ada kata terlambat. Semua masih bisa dirubah. Seperti kata Aa Gym, “Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, Mulai dari saat ini juga”. Motto itu selalu saya coba tanamkan dalam hati kecil saya.
Mungkin, di akhir usia 18 tahun ini. Saya harus berani mengakui... saya harus berani menulis besar-besar dalam kamus hidup dengan kata “GAGAL”. Ya, untuk semua yang saya lewati –terutama dalam kurun waktu setahun ini- selepas lulus dari pesantren, saya pernah gagal dalam menyikapi dunia luar yang saya selami. Tapi dengan kegagalan ini, semoga bisa menjadi cambuk untuk diri saya, untuk terus bermuhasabah diri, menempa saya untuk lebih dewasa, dan semakin mendekatkan diri saya kepada Alloh ta’ala. Amin ya Mujibas Sailiin.
La’alla nafi’an lana.


Dalam gigitan dingin,
Solo Utara, di atas gemerlap kota.
23:32, 25 Juni 2011


Ainun Mardiyah.

3 comments:

  1. Run what has been destined..
    Try what could be the fate in the life change..
    Grateful what has been given by Ar Rohman..
    Alhamdulillah 'ala kulli hal..

    Barokallohufikum

    ReplyDelete
  2. @lihin11rn Aamiin.
    @''Azmuna 'azmul muluk : gitu2, pasti mw coba gayaku khan? he2

    ReplyDelete